Surabaya, 17 Oktober 2024 – Puluhan siswa sekolah paket A, B dan C yang tergabung dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Budi Utama mengikuti kegiatan susur Kali Surabaya Rabu kemarin. Program tahunan itu dilakukan untuk memberikan pelajaran dan kesadaran bagi para siswa untuk dapat berperan aktif melestarikan sungai.
Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani dikonfirmasi Kamis (17/10/2014) menjelaskan, upaya menjaga kelestarian sumber daya air, khususnya sungai tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun kesadaran itu adalah tanggung jawab bersama. Termasuk masyarakat juga perlu berperan aktif untuk turut menjaga kelestarian sungai.
“Pembelajaran wawasan lingkungan bagi siswa tidak bisa dilakukan hanya dengan teori di kelas. Dengan praktik lapangan menyusuri Kali Surabaya, mereka tidak hanya mendapatkan literasi dan referensi, tapi juga pengalaman penginderaan secara langsung yang bisa dirasakan dan dianalisa untuk mencari solusi sederhana yang bisa dilakukan,” katanya.
Dengan menyusuri Kali Surabaya, kata dia, para siswa bisa mencium aroma air sungai yang mengalir itu juga berbau. Secara visual, para siswa juga dapat melihat berbagai sampah dan kotoran yang terapung di permukaan sungai.
“Dengan apa yang dialami langsung, para siswa ini diharapkan dapat menjadi generasi ramah lingkungan. Menjadi agen perubahan dalam mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tidak mencemari sungai agar kelestarian sungai tetap terjaga,” ujarnya.
Tutor PKBM Budi Utama, Mega Wulandari mengatakan, wawasan lingkungan di PKBM Budi Utama menjadi intrakurikuler dari mata pelajaran pemberdayaan yang setiap tahunnya diajarkan. “Kebetulan sekolah kami dekat dengan sungai. Jadi bentuk kepedulian untuk menjaga sungai agar tidak tercemar itu menjadi salah satu misi yang terus kami upayakan,” tuturnya.
Mega menjelaskan, usai susur sungai para siswa langsung diberikan tugas oleh para pendidik atau tutor. “Bagi siswa paket A (setara SD) karena masih kecil, mereka diminta mencatatkan hasil temuan selama susur sungai. Lalu mereka kami minta memberikan masukan atau solusi sederhana dan komitmen untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Sedangkan siswa dari paket B (setara SMP) dan C (setara SMA) usai susur sungai diberikan tugas berbeda. “Yang B dan C mereka membuat video pendek yang harus diunggah di media sosial masing-masing dengan menandai PKBM Budi Utama. Ini sebagai bentuk kampanye bersama dalam hal pentingnya menjaga kelestarian sungai,” tuturnya.
Salah satu wali murid, Sisilia Sinta Devi mengaku senang dan bangga dengan program susur sungai dari PKBM Budi Utama. “Tidak hanya untuk siswa, kaki orang tua juga diperkenankan ikut naik perahu. Melihat langsung kondisi sungai dari dekat, karena biasanya hanya lihat dari tepi sungai saja.
Ia pun berbagi pengalaman mengikuti susur Kali Surabaya di area wilayah Karah dekat Pintu Air Gunung Surabaya. “Waktu naik perahu tadi sengaja tangan saya masuk ke air sungai. Airnya tadi saya pegang, saya cium ternyata bau. Jadi memang penting menjaga kelestarian sungai dengan tidak mencemari. Tidak buang sampah sembarangan,” jelasnya.
Regard, salah satu siswa paket A kelas 5 mengaku senang mengikuti susur sungai untuk kedua kalinya. “Tahun lalu saya juga ikut naik perahu. Sekarang ikut lagi. Bedanya yang sekarang sungainya agak kotor. Kalau dulu lebih bersih. Biar sungainya gak kotor, saya janji gak akan buang sampah sembarangan. Saya akan bilang ke teman-teman, saudara, tetangga, siapapun, gak boleh buang sampah sembarangan,” ungkapnya.