Agar Pelaku Usaha Parekraf di Bali Go Public

Permodalan masih menjadi salah satu tantangan besar bagi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Indonesia. Apalagi sebagian besar dari mereka memiliki aset yang tidak berwujud. Kemenparekraf bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar kegiatan “Coaching Clinic KreatIPO” sebagai sebuah solusi memperoleh modal dengan go public.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong dan mengakselerasi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali untuk go public dengan skema initial public offering (IPO) atau mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Untuk langkah awal, Kemenparekraf bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar kegiatan “Coaching Clinic KreatIPO” sebagai bagian dari rangkaian program go public.

Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana dalam kegiatan yang berlangsung di Bali, pada Selasa (26/9/2023), mengatakan bahwa dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) maka pelaku usaha dan ekonomi kreatif memiliki kesempatan yang semakin besar untuk mendapatkan akses pendanaan melalui pasar modal.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk identifikasi kesiapan awal pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) untuk menjadi perusahaan go public dengan skema IPO,” kata Hayun.

Dalam coaching clinic itu, Kemenparekraf mempertemukan 64 pelaku usaha parekraf dengan Bursa Efek Indonesia serta underwriter (profesi penunjang dalam rangka identifikasi kesiapan awal usaha untuk IPO) yang terdiri dari UOB Kay Hian Sekuritas, KB Valbury Sekuritas dan Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI).

Hayun dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa permodalan masih menjadi salah satu tantangan besar bagi para pelaku usaha parekraf di Indonesia. Apalagi sebagian besar dari mereka memiliki aset intangible atau aset yang tidak berwujud.

“Semoga dengan program KreatIPO ini para pelaku usaha parekraf dapat mengakses pembiayaan dari pasar modal, sehingga tujuan utama pemerintah untuk memajukan dan mengembangkan industri parekraf dapat tercapai dan berkontribusi meningkatkan lapangan kerja,” kata Hayun.

Sampai dengan 31 Agustus 2023, total dana yang dihimpun oleh perusahaan sektor pariwisata dan ekonomi melalui IPO adalah Rp1.304,77 miliar. Jumlah yang tak kecil lagi. “Potensi dan peluang yang begitu besar dari pasar modal ini diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha parekraf untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang lebih dikenal dengan nama IPO,” kata Hayun.

Sementara itu, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Ayu Nyoman Candrawati berharap, pelaku parekraf yang mengikuti coaching clinic ini dapat menuju IPO agar perekonomian di Provinsi Bali dapat meningkat serta menjadi motivasi bagi pelaku parekraf.

“Sehingga akan lebih banyak lagi pelaku usaha parekraf dapat menuju pasar IPO juga,” kata Candrawati.

Program roadshow KreatIPO sendiri terdiri oleh berbagai kegiatan di antaranya, literasi terkait pasar modal pada kegiatan bincang pasar modal, coaching clinic KreatIPO, kegiatan one on one meeting dengan underwriter; seleksi masuk IDX Incubator; pembinaan oleh IDX Incubator dan monitoring oleh Kemenparekraf; dan pelaksanaan demo day untuk mempertemukan perusahaan binaan dengan profesi penunjang yang akan membantu penyiapan IPO.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours