Getol Produksi, Enero siap penuhi bahan bakar nabati tanah air

Surabaya – Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah menyaksikan tren perubahan yang signifikan dalam penggunaan bahan bakar dari yang berbasis fosil ke bahan bakar nabati. Hal ini didorong oleh kesadaran global akan dampak negatif dari emisi karbon dan degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Salah satu faktor utama di balik perubahan ini adalah meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim. Peningkatan suhu global, bencana alam yang semakin sering, dan perubahan pola cuaca yang ekstrem telah mendorong masyarakat dunia untuk mencari solusi alternatif yang ramah lingkungan.

Selain itu, sudah diketahui pula bahwa bahan bakar fosil termasuk jenis sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui dalam waktu singkat. Bahkan membutuhkan waktu hingga jutaan tahun lamanya.
Indonesia tentu tidak tinggal diam. PT Energi Agro Nusantara (Enero) yang merupakan anak perusahaan
PTPN X disiapkan menjadi perusahaan energi terbarukan dan produk biokimia yang ramah lingkungan.
PT Enero merupakan perusahaan energi terbarukan yang mengolah molasses (tetes tebu) menjadi ethanol dengan tingkat kemurnian 99,5 persen. Pabrik ini dirancang khusus untuk memproduksi ethanol fuel grade dengan kapasitas produksi 100 kl/ hari.

Pembuatan ethanol di PT Enero melalui tahap propagasi, fermentasi, evaporasi, distilasi dan dehidrasi.
Propagasi, merupakan proses awal dalam pembuatan ethanol. Dalam tahap propagasi ini, molasses akan
melalui proses dilusi serta penambahan Urea dan NPK sebagai nutisi. Kemudian dilakukan inokulasi yeast
(ragi) Saccharomyces Cerevisiae. Tahap kedua adalah fermentasi. Dalam tahap ini membutuhkan waktu beberapa jam untuk proses respirasi anaerobik. Gula yang terkandung akan diproses menjadi ethanol, karbondioksida dan komponen kimia lainnya. Selanjutnya evaporasi.

Setelah proses fermentasi selesai cairan akan dialirkan ke evaporator dengan empat stage (tahap). Pada evaporator tersebut senyawa ethanol akan menguap dan dialirkan ke kolom distilasi.
Yang keempat adalah distilasi

Proses distilasi dilakukan untuk memisahkan ethanol dari komponen kimia lainnya yang menjadi impurities (pengotor) berdasarkan titik didihnya, sampai kadar ethanol mencapai 90-92 persen. Dan yang terakhir adalah dehidrasi. Setelah kadar mencapai 90-92 persen, akan dilakukan proses akhir dengan menghilangkan kadar air atau disebut dengan dehidrasi hingga kadar ethanol mencapai
99,5 persen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours