Indonesia Ajak ANRPC Terus Dorong Isu-Isu Keberlanjutan di Sektor Karet Alam

Palembang, September 2023 – Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengajak negara-negara produsen karet alam
yang tergabung dalam Assocation of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) untuk terus
mendorong isu keberlanjutan. Kerja sama erat antarnegara anggota ANRPC diharapkan dapat
membawa perubahan positif di industri karet alam.
Hal ini disampaikan Djatmiko saat membuka secara resmi Pertemuan Ketiga Working Group on
Sustainable Natural Rubber (WGSNR) ANRPC, Selasa (29/8) secara fisik di Palembang, Sumatra Selatan.
“Tiga hari ini kami berdiskusi untuk membahas upaya yang dapat dilakukan negara-negara produsen
untuk terus mengembangkan karet alam berkelanjutan. Kami mendiskusikan prinsip-prinsip standar,
kriteria, dan indikator-indikator. Kami juga membahas dampak penerapan European Union
Deforestation-free Regulation (EUDR) di sektor karet,” kata Djatmiko.
WGSNR tahun 2023 digelar pada 29–31 Agustus 2023 di Palembang, Sumatra Selatan. Pertemuan
dilaksanakan secara hibrida dengan partisipasi 30 delegasi yang mewakili negara-negara produsen
karet alam di dunia antara lain Bangladesh, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, Tiongkok, Sri Lanka,
dan Thailand.
Djatmiko mengatakan, pertemuan ini menunjukkan komitmen negara produsen dalam mengatasi
tantangan dan permasalahan karet alam, khususnya upaya bersama untuk mengatasi dampaknya
terhadap petani kecil.
“Petani kecil memegang peranan penting dan menjadi andalan sektor karet alam. Komitmen mereka
terhadap praktik berkelanjutan adalah kunci untuk menjamin kelangsungan mata pencaharian serta
berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dalam skala luas,” ungkap Djatmiko.
Rendahnya harga karet dalam beberapa tahun terakhir ditambah penyakit gugur daun menyebabkan
petani sulit merespons perubahan pasar dengan cepat. Selain itu, biaya produksi yang tinggi dan harga
jual yang relatif rendah mendorong petani karet menebang tanaman karet mereka dan menggantinya
dengan tanaman lain seperti sawit.
“Tujuan kita bersama adalah menjaga integritas sektor karet sekaligus mendukung tujuan
keberlanjutan global. Kerja sama erat antarnegara anggota ANRPC akan membawa perubahan positif
dalam industri karet alam. Dengan melakukan upaya bersama, negara-negara produsen karet alam
dapat menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus memenuhi permintaan global karet alam dan
meningkatkan kesejahteraan petani kecil,” ujar Djatmiko.
Melengkapi pertemuan WGSNR, Delegasi ANRPC juga mengunjungi Pusat Penelitian Karet Indonesia
(Puslit Karet) di Sembawa, Sumatra Selatan. Puslit Karet Sembawa tercatat sebagai lembaga penelitian
tertua di Indonesia yang salah satu fungsinya adalah untuk mengembangkan perkebunan karet rakyat.
Kedatangan delegasi disambut baik Kepala Puslit Karet Suroso Rahutomo. Direktur Perundingan Antar
Kawasan dan Organisasi Internasional Kemendag Reza Pahlevi Chairul mengapresiasi berbagai kegiatan
Puslit Karet dalam memajukan budidaya tanaman karet dari hulu ke hilir.
“Perluasan hilirisasi produk lateks yang dilakukan Puslit Karet tentunya bersinergi dengan program
kerja Kementerian Perdagangan untuk terus mendukung peningkatan pembangunan ekonomi bernilai
tambah dan berkelanjutan dari karet dan produk turunan karet,” kata Reza saat sesi diskusi.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi berkesempatan melihat secara langsung penyadapan pohon karet
menggunakan pisau sadap karet presisi dan alat tap inspeksi hasil buatan Puslit Karet yang memberikan
hasil sadapan lebih maksimal dan melindungi pohon karet dari luka penyadapan. Selain itu, Puslit Karet
memberikan demonstrasi hilirisasi yang bisa dikembangkan di masyarakat seperti pembuatan balon
dan gelang karet.
Setelah mengunjungi kebun entres/okulasi klon unggulan karet dan mencoba sadap getah karet
langsung dari pohon, delegasi ANRPC berdialog dengan anggota Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar
(UPPB). Para petani anggota UPPB berharap pemerintah terus membantu upaya produksi, seperti
menyediakan input produksi bagi petani khususnya pupuk yang mendorong produktivitas.
“Penguatan kelembagaan petani karet melalui UPPB ini membantu petani dalam meningkatkan mutu
dan pemasaran karet. UPPB ini sangat erat kaitannya dengan upaya membantu menaikkan harga yang
remuneratif bagi kesejahteraan petani,” tandas Reza.
Sekilas tentang ANRPC
ANRPC didirikan pada 1970 sebagai forum koordinasi karet alam di bidang produksi dan pemasaran,
stabilisasi harga yang remuneratif bagi petani, kerja sama teknis, dan penelitian. Sekretariat ANRPC
berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia dan dipimpin Sekretaris Jenderal. Saat ini, posisi Sekretaris
Jenderal dijabat Toh Heng Guan dari Singapura. Anggota ANRPC meliputi 13 negara, yaitu Bangladesh,
Kamboja, Tiongkok, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Papua Nugini, Filipina, Singapura, Sri Lanka,
Thailand, dan Vietnam. ANRPC mencakup 84 persen produksi dan 69 persen konsumsi karet dunia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours