SAMOSIR – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan telah membangun 1.800 sarana hunian pariwisata (Sarhunta) di kawasan Sumatra Utara (Sumut), untuk meningkatkan pariwisatan di daerah tersebut. Kepala Seksi Wilayah I Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatra II Direktorat Perumahan Kementerian PUPR, Bramantyo menjelaskan bahwa pembangunan Sarhunta tersebut khususnya untuk mendukung destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Danau Toba. “Fungsi khususnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.
Diharapkan mendorong ekonomi di sekitar Danau Toba,” jelasnya di Huta Siallagan, Kabupaten Samosir, dikutip Minggu (8/10/2023). Lebih rinci Bramantyo menjelaskan, 1.800 Sarhunta di Wilayah Sumut sendiri tersebar pada 6 Kabupaten/Kota. Di mana, program pengadaan homestay paling mendominasi mencapai 607 unit
Program Sarhunta mencakup pembangunan rumah swadaya masyarakat, homestay, warung dan toko, coffee shop, hingga sanggar tari. Adapun, total nilai program yang telah digulirkan untuk pembangunan sarana hunian pariwisata di wilayah Sumatra Utara dilaporkan mencapai Rp121,9 miliar.
“Keseluruhannya hampir 1.800 unit nilai besarannya yg digulirkan dari PUPR sekitar Rp121,9 Miliar,” tuturnya. Untuk diketahui, program Sarhunta pertama kali dilaksanakan pada tahun 2020 lalu. Khusus untuk wilayah Samosir, terdapat 310 unit Sarhunta yang telah terbangun. Dari 310 unita Sarhunta yang telah terbangun, 303 di antaranya berupa homestay yang berlokasi di 17 desa dan 3 kecamatan di Pulau Samosir.
Seiring dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Tetti Naibaho menjelaskan bahwa sejumlah homestay yang dibangun oleh Kementerian PUPR berlokasi di titik-titik strategis. “Homestay memiliki nilai khusus, wisatawa bisa dekat dengan kehidupan di desa (wilayah DPSP Danau Toba) secara langsung. Tahun ini bahkan kita masuk dua besar terbaik di Indonesia,” pungkas Teti.
+ There are no comments
Add yours