Langkah rehashbar ini diambil sebagai respons terhadap beberapa tantangan utama:
- Tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih bertumpu pada konsumsi domestik, di mana UMKM memegang peran vital.
- Tantangan global yang membuat ekspor melambat, sehingga memperkuat ekonomi lokal menjadi strategi kunci.
- Transformasi digital yang kini menjadi keniscayaan. UMKM yang tidak bertransformasi dikhawatirkan akan tertinggal.
- Pemerataan ekonomi yang selama ini belum sepenuhnya menyentuh pelaku usaha di daerah-daerah terpencil.
Menteri Keuangan dalam kesempatan yang sama menambahkan, subsidi ini akan dibiayai dari alokasi APBN 2025 yang sudah disiapkan khusus, dengan anggaran sebesar Rp 35 triliun, dan diperkirakan akan memicu efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian hingga Rp 150 triliun.