Konsep Bisnis “Komunal” Untuk Efisiensi Biaya Kemasan dan Branding UMKM (2)

Ditulis Oleh : M Syaiful Rizal, M.MT


Walaupun memiliki sejumlah keuntungan, model bisnis komunal memiliki prasyarat sebagai berikut agar dapat berjalan efektif :

  1. Tiap UMKM harus menghitung kebutuhan jumlah packaging secara cermat, karena jumlah kebutuhan tersebut menjadi perbandingan dari jatah packaging yang diterima.
  2. Kemampuan produksi juga harus selaras agar waktu pemesanan packaging dapat dilakukan di waktu yang bersamaan. Kuncinya adalah perhitungan jumlah kebutuhan yang cermat pada point 1.
  3. Harus dilakukan kontrak perjanjian kerjasama yang professional antar UMKM dalam 1 komunal. Kesepakatan tidak hanya berazaskan kekeluargaan tapi mengikat seperti perjanjian bisnis pada umumnya.
  4. Kualitas produk harus sedapat mungkin seragam walaupun memiliki produksi yang berbeda. UMKM yang tergabung dalam 1 komunal harus menyepakati standirisasi produk beserta quality controlnya. Hal ini untuk menjaga keberlangsungan bisnis dari komunal itu sendiri karena konsumen hanya akan mengenali produk dengan 1 merk saja.

4 hal diatas menjadi syarat wajib yang harus disepakati oleh UMKM yang tergabung dalam 1 komunal. Setelah kesepakatan dalam bentuk kontrak perjanjian bisnis resmi dibuat maka barulah strategi branding dibuat. Pemesanan packaging juga dapat diwakilkan kepada 1 UMKM mayoritas.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan untuk memaksimalkan peran komunal bisnis selain syarat diatas. Hal berikut hanya bersifat sunnah, yang jika dilakukan akan menambah value bisnis dari sebuah komunitas bisnis yang terbentuk.

  1. Sebuah bisnis komunal dapat menjadi cikal bakal sebuah entitas baru yang lebih besar, bisa berupa koperasi produsen atau justru sebuah entitas usaha seperti CV / PT.
  2. Selain penyatuan merk, setiap UMKM bisa menjadi support system bisnis bagi yang lain baik dalam pemodalan, bahan baku, inovasi produk serta sharing market.
  3. Produk dapat dikembangkan dalam berbagai varian dan jenis sehingga tiap UMKM tetap memiliki tanggung jawab dan innovasi yang unik nanmun tetap dalam semangat maju bersama.

Pada akhirnya, dalam beberapa kesempatan, saya menyadari bahwa setiap konsorsium bisnis yang besar, dibalik perusahaan – perusahaan raksasa di dunia adalah gabungan dari berbagai unit bisnis yang berbeda, menyatukan diri dengan visi yang sama dan berkembang bersama. Hal tersebut yang mendasari kenapa konsep bisnis komunal akan cocok diterapkan di jenis usaha mikro / kecil. Pain point nya adalah “menyatukan visi bisnis” dari berbagai keberagaman tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours