Israel mengeluarkan perintah mahjong ways evakuasi kepada warga sipil Palestina yang tinggal di dua wilayah Gaza Utara, yaitu Beit Hanoun dan Sheikh Zayed, pada Kamis, 24 April 2025. Perintah ini dikeluarkan menjelang rencana serangan militer Israel ke dua wilayah tersebut sebagai bagian dari operasi militer yang sedang berlangsung di Gaza Utara14.
Latar Belakang Perintah Evakuasi
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, menyampaikan bahwa perintah evakuasi ini adalah peringatan awal dan terakhir bagi warga sipil di Beit Hanoun dan Sheikh Zayed untuk segera bergerak ke arah barat menuju Kota Gaza demi keselamatan mereka. Israel berdalih bahwa operasi militer ini dilakukan karena adanya aktivitas teroris yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, termasuk tembakan dari penembak jitu terhadap pasukan Israel Defense Forces (IDF)1.
Sejak 18 Maret 2025, Israel melanjutkan serangan udara dan darat yang intens di Gaza, yang mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas. Serangan ini menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang signifikan, serta memicu perintah evakuasi berulang kali kepada warga Gaza18.
Dampak Evakuasi dan Kondisi Warga Gaza
Perintah evakuasi ini menambah penderitaan warga Gaza yang sudah mengalami krisis kemanusiaan akibat konflik berkepanjangan. Warga yang dievakuasi harus meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di wilayah yang dianggap lebih aman, namun seringkali mereka menghadapi ketidakpastian dan kesulitan dalam menemukan tempat tinggal yang layak. Banyak warga yang terpaksa berpindah-pindah berkali-kali selama konflik berlangsung, sehingga menimbulkan keputusasaan dan kelelahan fisik maupun mental6.
Selain itu, serangan udara Israel yang terjadi tak lama setelah perintah evakuasi menewaskan puluhan warga sipil. Pada serangan di Jabalia, Gaza Utara, pada 24 April 2025, sekitar 53 warga Palestina tewas, termasuk 10 orang yang meninggal akibat serangan rudal yang menghantam kantor polisi dekat pasar. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan pusat komando Hamas dan kelompok jihad Islam yang digunakan untuk merencanakan serangan terhadap pasukan Israel, meskipun klaim ini dibantah oleh Hamas dan faksi lainnya510.
Kontroversi dan Kritik Internasional
Perintah evakuasi massal yang terus berulang ini memicu kritik dari berbagai pihak internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi kemanusiaan menyatakan bahwa evakuasi dalam skala besar hanya akan menambah penderitaan warga sipil dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Sekitar 1,9 juta warga Gaza, yang merupakan sekitar 80 persen populasi wilayah tersebut, telah terusir dari rumah mereka akibat serangan Israel yang berlangsung hampir sembilan bulan7.
Beberapa pihak menilai bahwa perintah evakuasi ini merupakan bagian dari strategi pengusiran sistematis oleh Israel terhadap warga Palestina di Gaza. Perintah evakuasi terbaru di wilayah selatan Gaza, seperti Khan Younis dan Rafah, yang mencakup dua pertiga wilayah Gaza, diperkirakan akan berdampak pada sekitar 250.000 orang yang harus berpindah tempat pengungsian berulang kali. Hal ini menimbulkan ketakutan dan ketidakpastian yang besar di kalangan warga Gaza7.
Kesimpulan
Perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh militer Israel kepada warga sipil di Beit Hanoun dan Sheikh Zayed, Gaza Utara, merupakan bagian dari operasi militer yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Meskipun Israel berdalih bahwa serangan ini ditujukan untuk menumpas aktivitas teroris, dampaknya sangat besar terhadap warga sipil yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan menghadapi kondisi pengungsian yang sulit. Serangan udara yang menyusul perintah evakuasi juga menewaskan puluhan warga sipil, menambah panjang daftar korban konflik ini.
Situasi ini menimbulkan keprihatinan internasional terkait krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, di mana jutaan warga sipil terjebak dalam konflik yang berkepanjangan dan menghadapi penderitaan yang luar biasa. Perintah evakuasi massal yang terus berulang kali menimbulkan pertanyaan serius tentang dampak jangka panjang terhadap penduduk Gaza dan upaya perdamaian di kawasan tersebut